kesenian karaci
Karaci, Seni Pertarungan ala Sumbawa
Bermula dari alun-alun istana, karaci merupakan hiburan bagi para raja di Sumbawa. Keahlian saling pukul dan menahan pukulan lawan menjadi tontonan yang sangat menghibur. Inilah awal mula karaci tersebar di masyarakat Sumbawa – hingga akhirnya menjadi tradisi yang merakyat.
Permainan karaci biasa dilakukan oleh dua orang dewasa Suku Samawa, suku asli Sumbawa. Para petarung menggunakan tongkat yang disebut sesambu dan empar (perisai yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau). Dengan gerak tari (ngumang), petarung memulai karaci sambil berbalas pantun. Pantun yang disebut lawas juga dimaksudkan untuk mencari lawan untuk bertarung. Setelah menemukan lawan, para petarung akan saling pukul untuk menentukan pemenang.
Karaci dipimpin oleh seorang wasit pemisah. Dengan menggunakan tongkat berukuran 3-4 meter, wasit harus berlaku adil dan mampu mencegah pertarungan tidak menjurus ke arah yang berbahaya. Permainan ini juga memiliki sandro (dukun) yang bertugas mengobati luka yang diderita oleh petarung karaci.
Seni permainan yang sudah berlangsung ratusan tahun ini memiliki sifat keberanian, kejantanan, dan kekebalan. Ini bertujuan agar kamu lelaki Suku Samawa berani mempertahankan bumi Sumbawa dari orang yang ingin menghancurkannya. [Riky/IndonesiaKaya]
lawas
Seni sastra yang sangat menonjol di Sumbawa adalah seni sastra “Lawas.” Lawas bagi masyarakat Sumbawa bukan sekadar seni sastra, namun Lawas juga sebagai media hiburan yang dapat dipertunjukkan dan pertontonkan. Lawas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Sumbawa. Lawas diwariskan dan diturunkan dalam bentuk lisan. Lawas bagi masyarakat Sumbawa menjadi sumber dari segala sumber seni. Lawas akan dilantunkan kedalam berbagai bentuk seni, meliputi: Seni Balawas, Rabalas Lawas, Malangko, Badede, Badiya, Bagandang, Bagesong, Sakeco, bahkan tutur atau cerita pun disampaikan dalam bentuk Lawas.
Dalam Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia dikatakan bahwa Lawas adalah sejenis puisi tradisi khas Sumbawa, umumnya terdiri atas tiga baris, biasa dilisankan pada upacara-upacara tertentu. Pengertian Lawas pada Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia belum dapat dikatakan lengkap, karena Lawas juga ada yang terdiri atas empat baris, enam baris, dan ada juga yang delapan baris dalam tiap bait.
Lawas sebagai puisi lisan tradisional masyarakat etnis Sumbawa dapat kita nikmati dalam berbagai bentuk pertunjukkan. Lawas dipertunjukkan dalam dua bentuk, meliputi: 1) dipanggung dan 2) pada saat orang bekerja di sawah, di ladang, saat gotong royong membangun rumah, mengasuh anak, saat upacara adat, saat Karapan Kerbau, Barampok sebagai sebuah tradisi.
Lawas yang dilantunkan pada saat beraktivitas biasanya untuk mengurangi rasa sepi, sebagai hiburan, mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang dilakukan, dan sebagainya.
Kehadiran Lawas di Sumbawa tidak diketahui secara pasti. Kehadiran Lawas bagi masyarakat Sumbawa pada awalnya berperan sebagai media ekspresi batin manusia dan sebagai perekam peristiwa yang terjadi di seputarnya. Apa yang tampak atau yang dipikirkan oleh masyarakat Sumbawa tempo dulu biasanya akan disampaikan melalui Lawas.
Menarik keseniannya
BalasHapuskeren keren
BalasHapuskeseniannya unik
BalasHapuspengen nyoba
BalasHapusBagus
BalasHapusbagus banget
BalasHapusunik
BalasHapusBisa di coba
BalasHapus