Selasa, 11 September 2018

Pakaian adat sumbawa

Pakaian Adat Sumbawa

Pakaian Adat Suku Sumawa (Sumbawa), Nusa Tenggara Barat
Masyarakat asli pulau Sumbawa terkenal dengan kain songketnya. Pada umumnya kain singket tersebut menggunakan benang emas, benang perak, juga benang katun. Kain selungka misalnya, merupakan songket yang menggunakan benang emas dan perak. Selain kain selungka, ada juga mbalipida, yaitu kain tenun yang bermotif kotak-kotak. Ciri
khasnya bentuk stilasi motif fllora untuk kain perempuan dan motif fauna atau manusia untuk kain laki-laki.

Pakaian adat wanita Sumbawa berupa lamung pene untuk bagian atas dan tembe lompa untuk bagian bawah. Lamung pene merupakan baju sejenis kebaya berlengan pendek dari kain halus, sedangkan tembelompa merupakan kain sarung bermotif kotak-kotak yang biasanya berupa kain songket yang dipakai sebatas mata kaki, yang disebut krealang. Sebagai pelengkap pakaian digunakan ikat pinggang (pending) perak, sapu to'a (sejenis sapu tangan) yang disampirkan pada bahu kiri, kalung, bengkor troweh (hiasan telinga) dan gelang tangan. Para gadis yang belum menikah biasanya memakai kerudung.

Sementara itu, kaum laki-laki Sumbawa mengenakan lamung, semacam jas tutup berlengan panjang dan saluar belo (celana panjang) polos tanpa hiasan. Kemudian dihiasi dengan pabasa alang, semacam selendang songket, berukuran agak lebar dibanding selendang biasa yang berfungsi sebagai dodot. Di bagian kepala memakai ikat kepala (sapu) yang terbuat dari tenunan benang katun bermotif kotak-kotak. Bihul ikata sapu pada kening ada di bagian belakang kepala dan sudut sapu dipasang tegak di bagian depan kepala hingga depan kepala sehingga tampak tegak meruncing.

gambar pakaian adat suku sumbawa, ntb
Sumber : Mbojonet

Pakaian pengantin suku Sumbawa agak berbeda dengan pakaian adatnya. Untuk pakaian atas, pengantin wanita golongan bangsawan memakai lamung (naju) lengan pendek bermodel baju bodo Sulawesi. Baju tersebut terbuat dari kain halus dan berhias sulaman emas yang berbentuk cepa (bunga) hampir di seluruh bidang baju. Kemudian di bahu sebelah kiri disampirkan kida sanging, semacam sapu tangan yang dihiasi motif dedaunan dari benang perak atau emas. Untuk pakaian bawahnya, dikenakan tope belo (rok panjang) dan tope pene (rok pendek) yang juga dihiasi cepa yang dipakai secara bertumpu.

Di bagian kepala dipakai sua, yaitu hiasan kepala yang dilengkapi kembang goyang. Sanggul rambutnya disebut puyung lakang. Perhiasan yang dipakai berupa gelang kanan (ponto atau kelaru), kalung, anting-anting, dan hiasan kuku ibu jari dari emas yang dibentuk seperti kuku panjang yang disebut sisin kuku, sebagai alas kaki digunakan selop.

Pengantin pria mengenakan gadu, yaitu baju berlengan panjang warna hitam dan berhiaskan cepa emas. Selempang kain yang terbuat dari kain merah diberi hiasan motif bunga disilangkan di atas baju. Kain ini disebut simbangan. Untuk pakaian bawah, dikenakan saluar celana panjang berwarna hitam yang dihias pada pinggir kaki celananya. Kemudian celana dipadu dengan tope, semacam rok dari kain halus berwarna merah yang dihiasi dengan cepa emas yang agak besar. Untuk menahan tope digunakan ikat pinggang  (pending) emas.

Bagian kepala ditutup dengan mahkota yang terbuat dari kain yang dilipat-lipat dan dibentuk seperti kipas serta dihiasi cepa emas. Mahkota tersebut dinamakan pasigar. Kemudian sebilah keris diselipkan pada ikat pinggang bagian depan badan.

Senin, 10 September 2018

KENAWA ISLAND

KENAWA ISLAND

Indonesia, dengan mendengar namanya saja akan terbayang dalam kepala sebuah negeri yang menyimpan sejuta pesona
Mungkin itu salahsatu ungkapan yang sebenarnya tidak mampu mewakili keindahan yang dimiliki alam Indonesia. Terlalu banyak serpihan surga yang Tuhan ciptakan dan berikan kepada alam Indonesia. Pantai, gunung, sungai, dan masih banyak lainya. Hampir semua dimiliki oleh Indonesia.
sumber:https://www.google.com/search?q=pulau+kenawa&safe=strict&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjEx5mpo7DdAhUKMo8KHUkJCnYQ_AUICigB&biw=1280&bih=686

Semua hal itu harusnya mampu memenuhi harapan orang-orang dalam melakukan sebuah perjalan dan wisata. Kekayaan alam Indonesia sepertinya mampu menjadi obat batin untuk membantu setiap individu melepaskan semua beban dan menjadi pengingat agar setiap individunya senantiasa bersyukur atas pemberian Tuhannya.
Berbicara mengenai berwisata, apakah anda pernah membayangkan berada dalam sebuah padang savana, di pulau tropis kecil dengan latar gunung, pantai dan laut yang biru? Jika hal itu yang terlintas dalam banyangan anda, segeralah kemas semua perlengkapan wisata anda, karena kita akan menuju ke sebuah pulau indah di Sumbawa barat bernama Kenawa.

Mengunjungi Pulau Kenawa: Berwisata Di Atas Serpihan Surga
Pulau Kenawa yang indah itu bisa jadi salahsatu dari sekian banyak serpihan surga yang tersebar di alam Indonesia. Lokasinya yang masih belum terlalu dikenal oleh orang-orang dan tentunya tidak ramai pengunjung akan semakin mengukuhkan kunjungan ke Pulau Kenawa sebagai sebuah perjalanan dengan sejuta pengalaman indah serta kepuasan batin yang luar biasa besarnya.
Pulau ini sebenarnya muali terkenal juga setelah menjadi setting dari film garapan Alenia Pictures yang memang biasnaya mengambil setting alam Indonesia yang indah. Film yang melejitkan nama Pulau indah ini yaitu Serdadu Kumbang. Dalam film itu terlihat Pulau Kenawa menjadi latar belakang bagi seorang anak yang sedang berkuda di tengah savana yang sangat indah dan mengagumkan.

Keindahan Pulau Kenawa

Terletak di Indonesia bagian tengah Pulau Kenawa merupakan sebuah pulau tropik yang sangat indah dan mengumkan. Pulau Kenawa memiliki luas hanya sekitar 13 hektar saja dan merupakan sebuah pulau yang tak berpenghuni. Pulau Kenawa akan memberikan sajian menakjubkan bagi setiap individeu yang datang ke sana dan merasakan menghirup udaranya, menikmati sajian pesona alamnya dengan pandangan mata telanjang. Semua foto yang tersaji di dunia maya sepertinya tidak akan berbeda jauh dengan apa yang akan anda tangkap dengan mata telanjang ketika berada di sana.
Kegiatan snorkeling sepertinya memang harus dan wajib dilakukan ketika berkunjung ke pantai manapun di Indonesia ini tidak terkecuali di Kenawa. Kenawa ini sebenarnya hanya berbentuk sebuah pulau kecil di tengah laut dengan dataran rendah yang terhampar di hiasi ilalang-ilalang tinggi dan padang sava yang indah. Di tengah pulau ini terdapat sebuah bukit kecil yang cocok digunakan untuk melihat momen-momen emas seperti sunset, bintang dan sunrise.
Jika anda mencari spot terbaik untuk melakukan sesi foto betema alam, mungkin Pulau Kenawa bisa jadi salahsatu pilihan yang bisa kalian masukan dalam daftar. Sajian alamnya sungguh mengagumkan.
Penginapan Di Sekitar Kenawa
Tak berpenghuni, tak ada fasilitas memadai itulah Pulau Kenawa. Jangan mengharapkan ada hotel, resort ataupun villa. Hanya terdapat sebuah saung kecil yang terletak di tengah-tengah bukit saja yang bisa anda singgahi. Pulau ini memang masih sangat perawan dan menjadi incaran dari berbagai investor yang tergoda akan potensi keindahan yang dimilikinya. Jika anda datang berkunjung kemari, mendirikan tenda atau tidur di saung itulah yang bisa dilakukan. Tapi semua itu justru yang menjadi menarik dan menjadi daya tariknya, sangat alami. Bayangkan kita tidur di sebuah saung atau tenda di tengah sebuah pulau kecil nanindah dikelilingi oleh lautan biru nan bening, di bawah taburan bintang, memetik gitar dan bersenda gurau bersama teman perjalanan, sungguh indah dan sulit dicari. Tapi mungkin bagi anda yang tidak berencana untuk menginap bisa melakukan perjalanan pulang pergi ke pototano yang hanya berjarak 15-25 menit perjalanan saja, dan keesokan harinya bisa kembali lagi untuk melanjutkan kembali eksplorasi anda terhadap hasil ciptaan Tuhan yang luar biasa.



Rabu, 05 September 2018

kesenian khas sumbawa


kesenian karaci




Karaci, Seni Pertarungan ala Sumbawa
 
Seni tak pernah lepas dari budaya di Indonesia. Berbagai daerah di nusantara memiliki ragam budaya yang unik. Mulai dari kerajinan tangan, tari, hingga bela diri. Salah satunya adalah karaci yang dimiliki masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Seni pertarungan ini melibatkan dua orang lelaki yang saling pukul untuk menentukan siapa yang pantas menjadi juara di daerahnya.

 Bermula dari alun-alun istana, karaci merupakan hiburan bagi para raja di Sumbawa. Keahlian saling pukul dan menahan pukulan lawan menjadi tontonan yang sangat menghibur. Inilah awal mula karaci tersebar di masyarakat Sumbawa – hingga akhirnya menjadi tradisi yang merakyat.

Permainan karaci biasa dilakukan oleh dua orang dewasa Suku Samawa, suku asli Sumbawa. Para petarung menggunakan tongkat yang disebut sesambu dan empar (perisai yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau). Dengan gerak tari (ngumang), petarung memulai karaci sambil berbalas pantun. Pantun yang disebut lawas juga dimaksudkan untuk mencari lawan untuk bertarung. Setelah menemukan lawan, para petarung akan saling pukul untuk menentukan pemenang.

Karaci dipimpin oleh seorang wasit pemisah. Dengan menggunakan tongkat berukuran 3-4 meter, wasit harus berlaku adil dan mampu mencegah pertarungan tidak menjurus ke arah yang berbahaya. Permainan ini juga memiliki sandro (dukun) yang bertugas mengobati luka yang diderita oleh petarung karaci.

Seni permainan yang sudah berlangsung ratusan tahun ini memiliki sifat keberanian, kejantanan, dan kekebalan. Ini bertujuan agar kamu lelaki Suku Samawa berani mempertahankan bumi Sumbawa dari orang yang ingin menghancurkannya. [Riky/IndonesiaKaya]



lawas

Hasil gambar untuk pengertian lawas khas sumbawa
Gambar terkait

Seni sastra yang sangat menonjol di Sumbawa adalah seni sastra “Lawas.” Lawas bagi masyarakat Sumbawa bukan sekadar seni sastra, namun Lawas juga sebagai media hiburan yang dapat dipertunjukkan dan pertontonkan. Lawas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Sumbawa. Lawas diwariskan dan diturunkan dalam bentuk lisan. Lawas bagi masyarakat Sumbawa menjadi sumber dari segala sumber seni. Lawas akan dilantunkan kedalam berbagai bentuk seni, meliputi: Seni Balawas, Rabalas Lawas, Malangko, Badede, Badiya, Bagandang, Bagesong, Sakeco, bahkan tutur atau cerita pun disampaikan dalam bentuk Lawas.

Dalam Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia dikatakan bahwa Lawas adalah sejenis puisi tradisi khas Sumbawa, umumnya terdiri atas tiga baris, biasa dilisankan pada upacara-upacara tertentu. Pengertian Lawas pada Kamus Bahasa Sumbawa-Indonesia belum dapat dikatakan lengkap, karena Lawas juga ada yang terdiri atas empat baris, enam baris, dan ada juga yang delapan baris dalam tiap bait.
 

Hasil gambar untuk foto rebalas lawas
Lawas sebagai puisi lisan tradisional masyarakat etnis Sumbawa dapat kita nikmati dalam berbagai bentuk pertunjukkan. Lawas dipertunjukkan dalam dua bentuk, meliputi: 1) dipanggung dan 2) pada saat orang bekerja di sawah, di ladang, saat gotong royong membangun rumah, mengasuh anak, saat upacara adat, saat Karapan Kerbau, Barampok sebagai sebuah tradisi.
 

Lawas yang dilantunkan pada saat beraktivitas biasanya untuk mengurangi rasa sepi, sebagai hiburan, mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang dilakukan, dan sebagainya.
Kehadiran Lawas di Sumbawa tidak diketahui secara pasti. Kehadiran Lawas bagi masyarakat Sumbawa pada awalnya berperan sebagai media ekspresi batin manusia dan sebagai perekam peristiwa yang terjadi di seputarnya. Apa yang tampak atau yang dipikirkan oleh masyarakat Sumbawa tempo dulu biasanya akan disampaikan melalui Lawas. 



 



ALAT MUSIK TRADISIONAL SUMBAWA BARAT



1. SARUNE




8 Alat Musik Tradisional Dari Nusa Tenggara Barat (Sumbawa)sarune atau suling khas sumbawa ini terbuat dari bambu dan daun lontar yang dililitkan pada setiap ujung bambu. Lilitan daun lontar pada setiap ujung bambu menandakan ujung dan pangkal bambu, lilitan daun lontar yang besar menandakan ujung suling dan lilitan yang kecil menandakan tempat suling ditiup atau pangkal suling






 Bambu sebagai tangkai dan tempat lubang nada, daun lontar sebagai pengeras suara. Lubang nada dalam alat musik ini biasanya berjumlah enam lubang dengan 1 lubang diarah berlawanan dengan lubang lainnya sebagai corong.
Dalam kepercayaan Suku Sumbawa, alat musik ini dipercaya dapat menjadi media pengobatan alternatif bagi orang yang terkena gangguan dari roh halus. Orang yang terkena gangguan diasapi dnegan menggunakan kemenyan sebelum memainkan alat ini di depan ornag yang sakit.


2.Gong Genang


Hasil gambar untuk MUSIK KHAS SUMBAWA Gong genang merupakan alat musik yang selalu ada disetiap acara adat di sumbawa karena gong genang merupakan alat musik yang paling utama dengan genang (gendang) sebagai pembawa ritme dan diikuti oleh gong dan serune. Gong genang selalu digunakan dalam acara adat seperti pengantin dan sunatan gong genag selalu dimainkan pada malam hari yang bertujuan untuk memeriahkan acara dan mengundang masyarakat untuk ikut bergabung dan berkumpul dirumah pembuat acara adat.






Hasil gambar untuk MUSIK KHAS SUMBAWA
Gong Genang digunakan untuk mengiringi Tari Daerah Sumbawa, gentao, ngumang, beberapa upacara adat, dsb. Pada awalnya, ansambel ini hanya terdiri dari  genang, serune dan gong, namun pada perkembangan berikutnya, mendapat penambahan alat musik lainnya, yaitu palompong, santong srek, dll. Motor penggerak ansambel ini adalah genang yang berfungsi sebagai pembawa rhytme atau irama melalui temung (jenis pukulan) genang.

sumber:https://www.masterpendidikan.com/2017/11/alat-musik-tradisional-dari-nusa-tenggara-barat-sumbawa.html



 3. Rabana


Di Sumbawa ada dua Rebana yang dipergunakan yakni Rebana Ode ( Rebana Kecil ) yang dibuat dari kayu dan kulit kambing dan Rebana Rea ( Rebana Besar ) yang dibuat dari kayu dan kulit kerbau. Yang terakhir ini sudah sangat langka sehingga jarang dijumpai diseluruh wilayah Kabupaten Sumbawa.



Rabana biasanya digunakan untuk mengiringi Ratib yang biasaya disebut dengan Kesenian Ratib Rabana Ode, kessenian ini terbilang unik karena tidak dijumpai didaerah lain di Indonesia. Ratib atau menyenandungkan bait-bait lagu yang bertemakan  Islam.

Ratib Rabana Ode biasa dimainkan pada saat acara pernikahan dan sunatan , biasanya juga digunakan sebagai media hiburan dan untuk penyambutan tamu-tamu dari luar daerah.

Berapan Kebo Sumbawa Barat

1.BERAPAN KEBO

Barapan Kebo dilombakan di dalam sawah yang berair.Tentu saja, sesuai dengan habitat kerbau yang memang suka dengan kubangan air.
 
Menurut Bupati Sumbawa Barat, DR. KH. Dzulkifli Muhadli, MM., Barapan Kebo merupakan tradisi masyarakat Sumbawa sebelum masa tanam, sesudah masa panen. Barapan Kebo dilakukan selain sebagai rasa syukur atas hasil panen, juga untuk menggemburkan tanah yang akan ditanam. Di samping, itu Barapan Kebo adalah sebuah kegembiraan dan kebersamaan.

sumber: https://sundari012.wordpress.com/about/

 Barapan kebo adalah event tradisional para sandro, Joki dan Kerbau terbagus saat tiba musim tanam.
 
Barapan Kebo atau Karapan Kerbau ala Sumbawa  ini diselenggarakan pada awal musim tanam padi. Lokasi atau arena Barapan Kebo  adalah sawah yang telah basah atau sudah digenangi air sebatas lutut. Perlakuan pemilik kerbau jargon Barapan Kebo sama seperti perlakuan audisi Main Jaran. Kerbau-kerbau peserta dikumpulkan 3 hari atau 4 hari sebelum event budaya ini digelar, untuk diukur tinggi dan usianya. Hal ini dimaksudkan, agar dapat ditentukan dalam kelas apa kerbau-kerbau tersebut dapat dilombahkan. Durasi atau lamanya event adalah ditentukan dari seberapa banyak jargon Kerbau yang ikut dalam event budaya Barapan Kebo.
 
 
Hal-hal yang membuat jauh berbeda dari Karapan Sapi Madura atau Mekepung di Bali adalah pentas para sandro adu ilmu , dan para joki  adu kumbar, saat "Sakak" tongkat magis Sandro  Penghalang dapat tersentuh oleh kekuatan lari sang kerbau dengan bantuan  Sandro back-up joki dan kerbau peserta. Pasangan kerbau yang berhasil meraih juara adalah pasangan kerbau tercepat mencapai tujuan sekalian dapat menyentuh atau menjatuhkan kayu pancang tanda finish yang disebut dengan Sakak.

Selain itu istilah-istilah yang digunakan pada aksesoris dan moment budaya Barapan Kebo juga tak kalah unik, diantaranya adalah :
  • Noga : adalah kayu penjepit leher penyatu sepasang jargon Barapan.
  • Kareng : adalah tempat berdiri atau bilah pijakan kaki sang joki barapan yang dirakit berbentuk segitiga.
  • Mangkar : adalah pelecut atau pecut pemacu kerbau Jargon.
  • Sandro : adalah Sebutan untuk orang-orang sakti dengan ilmu supranatural ala sumbawa yang dimiliki dengan pakaian khas berwarna serba hitam.
  • Lawas : adalah lantunan syair pantun daerah sumbawa yang dilakukan diantara terikan kemenangan sang joki, saat kerbaunya mampu menyentuh dan menjatuhkan tanpa sedikitpun terjatuh dari kareng-nya.
  • Ngumang : adalah sesumbar kemenangan sebagai pemikat wanita penonton barapan dan merayu-rayu dengan lantunan lawas yang dikuasainya.
sumber:https://sumbawakab.go.id/barapan-kebo.html


 

Pakaian adat sumbawa

Pakaian Adat Sumbawa Pakaian Adat Suku Sumawa (Sumbawa), Nusa Tenggara Barat Masyarakat asli pulau Sumbawa terkenal dengan kain songket...